Di tengah padatnya notifikasi, email yang datang tanpa henti, dan suara klakson kota yang tiada henti… banyak orang mulai bertanya-tanya:
“Kapan terakhir kali gue bangun karena suara ayam, bukan alarm HP?”

Dan boom! lahirlah tren staycation versi baru: ngumpet di desa.

Desa, Bukan Sekadar Tempat “Kampungan”

Kalau dulu liburan ke desa dianggap “nggak keren”, sekarang beda cerita. Di 2025 ini, desa justru jadi destinasi impian buat para urban warriors yang haus ketenangan. Bahkan, banyak konten kreator rela ninggalin apartemen estetik demi sepetak sawah dan wifi seadanya. Kenapa? Karena desa kasih yang kota nggak bisa: ketenangan, kejujuran, dan koneksi (dengan diri sendiri, bukan sinyal internet).

Staycation 2.0: Sarapan Pecel, Bukan Croissant

Lupakan buffet hotel bintang lima. Di sini, kamu bangun pagi, duduk di beranda bambu, minum teh tubruk sambil dengerin ibu-ibu ngerumpi di warung.
Staycation di desa itu bukan soal “rebahan mewah”, tapi soal merasakan hidup yang pelan-pelan tapi penuh makna.

Ada yang milih tinggal di homestay sederhana. Ada juga yang ikutan program farm stay, ikut metik sayur, ngarit rumput, bahkan bantu masak di dapur bareng ibu-ibu kampung. Seru? Banget. Capek? Dikit. Tapi hatimu? Penuh.

Detoks Digital, Tapi Nggak Maksa

Nggak ada yang nyuruh kamu matiin HP. Tapi anehnya, saat kamu duduk di tepi sawah dan lihat matahari terbit, notif Instagram jadi nggak penting. Banyak yang bilang, staycation di desa itu healing beneran. Tanpa harus bayar mahal buat retreat fancy.

Estetik? Cuy, Ini Alam Asli!

Buat kamu yang doyan konten, desa punya segalanya: cahaya natural, warna-warna bumi, dan vibe rustic yang nggak bisa dibeli di IKEA.
Selfie di tengah kebun teh > selfie di mall.
OOTD di pematang sawah? Underrated but unmatched.

Tips Staycation Desa ala 2025:

  1. Bawa mindset slow living – jangan buru-buru.
  2. Hormati warga lokal – lo tamu, bukan raja.
  3. Buka hati buat pengalaman baru – siapa tau kamu jodoh sama anak pak RT? (eh).
  4. Tinggalkan ekspektasi urbanmu – nggak semua tempat punya kopi susu literan, tapi semua tempat punya cerita.

Akhir Kata

Tahun 2025 bukan cuma soal AI, metaverse, atau mobil terbang. Tapi juga soal balik ke akar, ke tanah, ke hati.
Dan kadang, jawabannya bukan di ujung dunia.
Cukup sejauh desa di kaki gunung, dan kamu akan menemukan damai yang sudah lama kamu cari.

Leave A Comment

Recommended Posts